Pernyataan pengunduran diri itu disampaikan Ryaas di depan ratusan peserta Kongres Nasional II PDK di Surabaya, Rabu malam.
"Begitu menerima jabatan sebagai anggota Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden), saya harus menerima konsekuensinya untuk mundur dari partai," katanya.
Ia mengaku tidak menyesal mengambil keputusan itu karena dia termasuk salah satu penyusun undang-undang tentang pembentukan Wantimpres.
"Ibaratnya saya yang menggali kubur, akan tetapi saya yang masuk duluan," kata mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara itu disambut gelak tawa peserta kongres.
Ryaas menganggap keputusannya itu logis dan dapat dipertanggungjawabkan karena dia tidak ingin terlibat dalam konflik kepentingan politik.
"Tidak mungkin Presiden RI yang berasal dari partai politik mendapatkan nasihat dari orang partai politik pula," kata pakar otonomi daerah itu seraya meminta kader dan simpatisan PDK memaklumi keputusannya.
Selanjutnya dia meminta para perserta kongres untuk memilih kader partai yang memiliki kemampuan manajerial dalam menjalankan roda organisasi partai politik itu.
Kongres yang berlangsung pada 28-30 Juli 2010 itu juga sebagai ajang peringatan Hari Ulang Tahun Ke-8 PDK. "Tak terasa sudah dua kali kita ikut pemilu. Meskipun hasilnya tidak sesuai harapan, kita tidak pernah kalah karena pemilu bukan tujuan akhir partai ini," kata Ryaas di depan para kadernya.
Pembukaan kongres itu diwarnai dengan aksi teatrikal oleh kelompok seni yang menggambarkan kondisi bangsa yang sedang mengalami krisis moral akibat perilaku politik yang menghalalkan segala cara.
Sebelumnya, sempat mengemuka dua opsi terkait posisi Ryaas Rasyid di PDK, yakni mempertahankannya sebagai Presiden PDK atau mendudukkannya di jajaran Dewan Penasihat PDK.
Sumber: http://id.news.yahoo.com/antr/20100729/tpl-ryaas-rasyid-mundur-dari-pdk-cc08abe.html