Saturday, August 21, 2010

Warga Amerika Diresahkan Oleh Game Pejuang Taliban

JAKARTA--Sebuah video game baru yang diluncurkan baru-baru ini dinilai telah memprovokasi karena         pemainnya bisa berperan sebagai Taliban. Game Medal of Honor meniru kondisi garis depan pasukan di Afghanistan.

Para pembuat dari Electronic Arts (EA) merancang game multiplayer sehingga para pemainnya dapat bermain sebagai pejuang Taliban maupun menjadi pasukan koalisi. Permainan itu membuat banyak kemarahan di AS, yang menilai  hal itu tidak sensitif terhadap para pasukan yang terlibat dalam konflik yang sebenarnya.

Karen Meredith, yang puteranya tewas ketika bertugas di Afghanistan, berkeluh, ''Keluarga yang menguburkan anak mereka bisa menyaksikan dan memainkan permainan ini. Saya tak melihat bahwa video game berdasarkan perang yang sedang terjadi adalah sesuatu yang masuk akal. Ini tidak patut.''

Permainan itu, untuk 18 tahun ke atas, tampaknya akan  memprovokasi dan memicu reaksi di Inggris ketika dirilis bulan depan. Meredith menambahkan, ''Sekarang kita berada di saat-saat terburuk di Afganistan dan kita ada di bulan terburuk dari jumlah korban perang sedangkan game ini akan dirilis pada bulan Oktober.''

''Anak saya tak bisa hidup lagi. Hidupnya telah berakhir, dan saya harus menghadapi ini setiap hari. Ini bukan permainan.''

Pihak EA membela diri dengan mengatakan bahwa seseorang selalu harus mengambil peran sebagai musuh dalam permainan peperangan. Hal itu dikatakan dalam sebuah pernyataan, ''Dalam pengaturan  multiplayer, pasukan lebih banyak bertarung melawan Taliban seperti sekutu melawan Nazi dalam permainan menembak perang dunia ke dua.''

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/08/20/131154-game-pejuang-taliban-yang-meresahkan-warga-amerika